Kamis, 16 April 2009

Dampak pajanan benzena terhadap kesehatan pekerja

Badan pelayanan kesehatan dan manusia Amerika Serikat mengelompokan benzena sebagai zat karsinogen bagi manusia. Pajanan benzena di udara dalam jangka lama dapat menimbulkan leukemia yang dapat berupa leukemia mielositik akut dan leukemia non limfositik akut.

Gejala dan tanda

Efek pemajanan benzena dengan konsentrasi yang besar dalam waktu singkat ( akut), dapat dikenali pertama-tama oleh baunya, kemudian dapat terasa sesak napas, cepat marah, eforia, pusing, gejala-gejala iritasi pada mata, hidung dan saluran napas, dapat juga terasa sakit kepala, pusing berputar, mual, atau tanda-tanda intoksikasi. Pemajanan yang sangat besar dapat menimbulkan kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Makan atau minum makanan yang mengandung kadar benzena yang tinggi, dapat menimbulkan muntah, iritasi lambung, rasa mengantuk, pusing, berdebar-debar hingga kematian

Pemajanan benzena kronis yang berulang dan lama meskipun dalam konsentrasi yang rendah, dapat menimbulkan bermacam kelainan darah yang bervariasi dari anemia hingga leukemia, penyakit yang ireversibel dan fatal.

Benzena bersifat mengiritasi kulit. Kontak langsung dengan kulit dapat menimbulkan eritema. Kontak berulang dan menahun dapat menimbulkan dermatitis yang kering dan berskuama atau terjadinya infeksi kulit sekunder.

Tanda-tanda patognomonik :

Tanda dan gejala toksisitas benzena dapat tidak spesifik. Hanya riwayat yang jelas dan prosedur investigasi yang memadai bagi seorang dokter agar mampu menyingkirkan atau mengkonfirmasi adanya kaitan antara tanda klinis dengan pajanan benzena di tempat kerja. Sebagai alat bantu seorang dokter mengacu pada uji laboratorium yang diperlukan serta rujukan kepada dokter spesialis

Dalam kaitan penggunaan benzena sebagai pelarut, sebagian besar pelarut dapat menjalani biotransformasi dan dapat meningkatkan aktivitas isozim sitokrom P-450. karena pelarut sering berada dalam campuran ( penggunaan beberapa pelarut dalam satu campuran ), interaksi antara zat-zat kimia tersebut mungkin dapat terjadi. Sebagai contoh benzena dapat meningkatkan efek toksik zat lain dengan meningkatkan bioaktivasinya. Di lain pihak, toksisitas dapat juga berkurang pada campuran tertentu. Contohnya, toluena dapat mengurangi toksisitas dengan cara bersaing dengan benzena menghambat sistem enzim bioaktivasi.

Monitoring pajanan dan medis

Hal ini diperlukan untuk mendeteksi perubahan yang signifikan terhadap kesehatan pekerja dan tingkat pajanan di tempat kerja.

Evaluasi pajanan secara berkala

Hal ini tidak dibutuhkan jika setelah hasil monitoring pajanan sesuai dengan evaluasi pajanan dimana di bawah tingkat aksi (AL) dan batas pajanan singkat (STEL).

a. Pengambilan sampel dan analisis

Gunakan instrumen yang memadai dan strategi pengambilan sampel yang tepat (lokasi, waktu, durasi, frekuensi dan jumlah sampel).

Menurut OSHA dapat dilakukan pengukuran pajanan benzena di tempat kerja dengan pengumpulan menggunakan tabung sorbent arang teraktivasi, dilakukan desorpsi dengan karbon disulfida (CS2), dianalisa dengan gas kromatografi menggunakan detektor ionisasi sinar (FID). Sedangkan menurut NIOSH, pengumpulan melalui kantung udara, analisa dilakukan dengan gas kromatografi portabel menggunakan detektor fotoionisasi

Instrumentasi pengukuran langsung dengan menggunakan detektor sinar ionisasi, Penganalisa fotoionisasi dan gas kromatografi.

b. Nilai Ambang Batas

Di udara, NAB benzena dalam bentuk uap yang diperbolehkan 1 ppm untuk 8 jam kerja dan batas maksimum pajanan singkat (STEL) adalah 5 ppm untuk tiap periode 15 menit. Sedangkan dalam bentuk pajanan terhadap kulit, NAB yang diperbolehkan yaitu 0,5 ppm (TWA) dan batas maksimum pajanan singkat yaitu 2,5 ppm (STEL). Namun prinsipnya kontrol pajanan serendah mungkin dibawa nilai NAB

Evaluasi medis/kesehatan pekerja

- lakukan follow up pemeriksaan kesehatan terhadap setiap pekerja yang terpajan oleh benzena saat terjadi keadaan gawat darurat/kecelakaan.

- Buat evaluasi medis terhadap pekerja dengan pajanan yang beresiko ( pajanan terhadap benzena pada atau di atas tingkat aksi sekurang-kurangnya 30 hari dalam periode 12 bulan, pada atau diatas NAB sekurang-kurangnya 10 hari dalam periode 12 bulan, pajanan terdahulu dengan konsentrasi di atas 10 ppm benzena, pekerjaan sekarang atau terdahulu beresiko dengan pajanan benzena lebih dari 0,1% benzena.

- Pada evaluasi awal, lakukan pengambilan anamnesa yang detil mengenai pajana di tempat kerja sebelumnya terhadap benzena, pajanan mielotoksisitas di luar pekerjaannya yang sekarang, pajanan radiasi ionisasi, riwayat keluarga dengan diskrasia darah, riwayat diskrasia darah termasuk kelainan genetik pada hemoglobin/talasemia, kelainan perdarahan,dan fungsi yang tidak normal dari komponen darah, riwayat gangguan ginjal dan hati serta riwayat penggunaan obat-obatan yang rutin diminum. Lakukan pemeriksaan fisik yang lengkap termasuk uji fungsi paru dan evaluasi khusus sistem kardipulmoner jika pekerja memerlukan penggunaan respirator sekurang-kurangnya 30 hari dalam setahun. Selain itu, lakukan hitung sel darah lengkap seperti hitung leukosit dengan hitung jenis, hitung trombosit kuantitatif, hematokrit, hemoglobin hirung eritrosit dan ukurannya (MCV,MCH dan MCHC). Sebagai tes tambahan, pemeriksaan untuk mengetahui perubahan komponen dalam darah.

- Sebagai pemeriksaan tahunan diperlukan update riwayat yang meliputi pajanan baru terhadap racun bagi sumsum tulang, perubahan dalam penggunaan obat-obatan, tanda fisik terkait dengan gangguan darah. Pemeriksaan darah diulang seperti saat awal. Jika hasil hitung darah lengkap normal, tidak diperlukan lebih lanjut evaluasi. Jika ada kelainan pada hitung darah lengkap, ulang pemeriksaan darah dua minggu kemudian. Jika kelainannya masih ada, segera rujuk ke ahli hematologi atai internis untuk follow up.

1 komentar:

  1. mas sofyan aku lagi ngambil skripsi tentang hubungan pajanan benzene dengan kejadian anemia. bantuin dong!!!!!!!!

    BalasHapus