Jumat, 10 April 2009

Efek Karsinogenik Formaldehida pada pajanan kronik

In vitro, formaldehida dapat menginduksi mutasi gen dan penyimpangan kromosom pada sel mamalia dengan atau tanpa aktivasi metabolik eksterna. Ikatan silang DNA-protein (DNA Protein Crosslinks) adalah pemeriksaan yang sensitif untuk interaksi DNA dengan formaldehida

In vivo, Efek genotoksik yang terjadi setelah terpajan formaldehida muncul terbatas pada tempat terjadinya kontak langsung dan tidak ada efek yang timbul pada jaringan yang letaknya jauh dari tempat masuknya pajanan.. Hal ini sesuai dengan sifat formaldehida yang reaktivitasnya tinggi dan degradasi metabolik yang cukup cepat.

Meskipun efek jangka pendek akibat pajanan formaldehida cukup banyak diketahui, tidak banyak yang diketahui mengenai efek jangka panjang terhadap kesehatan akibat paparan formaldehida. Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi ada stdi yang menunjukkkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.4

Pada tahun 1980, penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa pajanan formaldehida dapat menyebabkan kanker hidung pada tikus. Penemuan ini memunculkan pertanyaan apakah pajanan formaldehida dapat juga menyebabkan kanker pada pada manusia.

Pada tahun 1987, US Environmental Protection Agency (EPA) mengklasifikasikan formaldehida sebagai probable human carcinogenic pada kondisi pajanan dengan kadar yang tinggi atau dalam waktu yang lama. Sejak saat itu, beberapa penelitian pada pekerja industri menganggap bahwa pajanan formaldehida dihubungkan dengan kanker hidung dan kanker nasofaring dan kemungkinan dengan leukemia.

Pada tahun 1995, International Agency for Research on Cancer (IARC) menyimpulkan bahwa formaldehida termasuk dalam golongan probable human carcinogen (golongan 2 b). Akan tetapi, pada reevaluasi dari data yang ada pada bulan Juni 2004, IARC melakukan reklasifikasi formaldehida sebagai karsinogenik pada manusia dan masuk golongan 2a. 7,[i]



[i]. http://www.cpsc.gov. Formaldehyde and Cancer: Questions and Answers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar