Jumat, 10 April 2009

Formaldehida di kehidupan sehari-hari

Formaldehida merupakan zat kimia yang banyak digunakan baik untuk industri dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin lebih mengenal nama formalin.

Formalin saat ini sedang menjadi isu yang sangat hangat belakangan ini di media massa. Formalin biasanya digunakan untuk pengawet mayat, dan penggunaannya untuk bahan makanan membuat resah masyarakat.. Bagaimana tidak, dalam keseharian, hidup kita tidak lepas dari makanan seperti tahu, ikan, bakso, mie yang diisukan mengandung formalin dalam kadar yang cukup tinggi.

Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan seperti ikan asin, mi basah, dan tahu yang memakai formalin sebagai pengawet. Produk pangan berformalin itu dijual di sejumlah pasar dan supermarket di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Adanya bahan aditif dan pengawet berbahaya dalam makanan ini sebenarnya sudah lama menjadi rahasia umum. Tetapi masalah klasik tersebut kembali menjadi pembicaraan hangat akhir tahun ini karena temuan Balai POM. Fakta ini lebih menyadarkan masyarakat bahwa selama ini terdapat bahaya formalin yang mengancam kesehatan yang berasal dari konsumsi makanan sehari-hari.[i]

Formalin sebenarnya termasuk bahan kimia yang dilarang penggunaannya pada produk pangan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 dan Peraturan Menkes No. 1168/1999.. Namun tata niaga formalin yang diduga tidak terorganisir dengan baik dan disalah gunakan, makanya peredaran bahan kimia ini menjadi tidak terkendali.1

Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar antara 10-40 % umumnya sekitar 37 % dan ditambahkan sekitar 10-15 % methanol untuk membatasi polimerisasi dari formaldehid.

Sebenarnya kegunaan dari formaldehid ini cukup banyak dalam sektor kesehatan dan sektor industri. Dalam sektor kesehatan formaldehid antara lain digunakan sebagai pengawet mayat, desinfektan dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, sebagai pengawet dalam vaksinasi, untuk mengangkat kutil.1,[ii] Dalam sektor industri formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea atau melamin, formaldehid menghasilkan resin termoset yang kerjas dan dipakai untuk lem permanen untuk kayu lapis/tripleks atau karpet.

Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.Yaitu karena daya anti-bakteri nya, formalin digunakan untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan, tahu, mie dan lain lainnya.. Berbagai usaha dilakukan untuk membuat produk dagangan mereka tahan lama dengan maksud mengeruk untung dengan mengurangi kerugian sebesar besarnya. Padahal seperti halnya bahan kimia lain ia dapat menyebabkan efek samping yang buruk bagi kesehatan manusia antara lain karena formaldehida bersifat possible carcinogenic pada manusia

From: Dewi Friska

[i]. Buletin CP Service. Formalin bukan formalitas.. Nomor 73/Tahun VII. Jan 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar